Kamis, 29 Januari 2009

"Haasibu anfusakum qabla antuhaasabu..."



Ya Allah…betapa gagahnya Engkau. Kau hamparkan bumi yang sedemikian luasnya…langit yang sedemikian tingginya serta lautan yang sedemikian dalamnya. Maha Elok, Maha Indah dan menakjubkan.

Kau ciptakan hewan, tumbuhtumbuhan, manusia dan segalanya. Dengan begitu apik dan teratur.
Kau ciptakan pelangi sesudah hujan, hujan setelah kekeringan, hembusan angin ketika panas menyengat, malam dan siang, matahari serta bintang dan semua yang membuat kami sadar akan keagunganMu.

Kaulah yang mengetahui apa yang ada di dasar lautan yang paling gelap, dikepekatan malam, dipuncak yang paling tinggi, dan dibelakang tabir-tabir pembatas pandangan kami.

Kaulah yang mengetahui rahasia-rahasia kami, apa yang kami sembunyikan di dalam hati-hati kami, harapan kami, keinginan-keinginan kami, apa yang kami cita-citakan, kegelisahan dan ketakutan-ketakutan kami.
Ya Allah, betapa telah kami rasakan kasih sayangMu. Kau telah limpahkan rahmat kepada kami, memberikan kami rizki, keselamatan, rasa aman, dan nikmat sehat.

Kau selalu memberikan perlindungan dalam ketakutan-ketakutan kami, jawaban dari kegelisahan-kegelisahan kami. Kau selalu mendengar pengaduan-pengaduan kami, keluh kesah kami, dan do’a-do’a kami.

Kau selalu mendengar, selalu menjawab, selalu melindungi dan selau mengabulkan segala permohonan, walaupun telah banyak maksiat yang kami lakukan…Walaupun telah banyak dosa yang belum kami istigfarkan…Ketika menghadapMu, kami bagkit dengan malas, jauh dari khusyu…Mata kamipun terasa berat jika membaca Al Quran…Kami sering melanggar laranganMu Ya Allah…dalam sadar ataupun tidak…Kami juga sering meninggalkan suruhanMu Ya Allah…walau sadar kami milikMu.

Ya Allah, kami tau bahwa hanya Rasulullah yang harus kami teladani, kami contoh, tapi kenapa susah sekali Ya Allah…Rasulullah yang sederhana tapi kenapa kami tidak tahan dalam kekurangan. Rasulullah yang penyabar, tapi kami terkadang tidak tahan ditimpa kesusahan…

Ya Rasulullah, betapa susahnya untuk Istiqamah sepertimu. Sering kami merasa malas dan jenuh dalam perjuangan dakwah ini. Kami sering merasa kesibukan kamilah yang paling banyak dibanding orang lain, hambatan kamilah yang lebih banyak dibanding orang lain…Kami sering memaklumkan diri agar bisa sejenak meninggalkan kewajiban ini…

Kami belum bisa menjadi istri yang baik untuk suami kami. Kami belum bisa menjadi istri shalihah walaupun untuk suami sebaik dan seshalih suami kami. Terkadang ada perkataan kami yang menyinggung perasaannya, rajukan kami yang membuat sedih hatinya. Atau kesalahan-kesalahan kami yang tanpa sadar sering kami ulang-ulang, yang membuat suami kami mengelus dada.

Maafkan kami Ya Allah, ampuni kesalaha-kesalahan kami…bimbing kami dengan petunjukMu, agar kami bisa menjadi hambaMu yang shalihah. Istri yang shalihah untuk suami kami, dan ibu terbaik untuk anak-anak kami.

Ya Allah, mudahkanlah segala urusan kami, di dunia dan di akhirat. Amin.

Astagfirullahal adziim…astagfirullahal adziim…astagfirullahal adziim…

Rabu, 28 Januari 2009

Lagi kangen nih!

Gimana ya caranya untuk mengungkapkan bahwa kita kangen…
Bahwa ini bukan hanya kangen biasa atau sekedar kangen
Apakah dengan kata: “kangen! Kangen! Kangen!”
Atau kuangeeen…banget!”
Ah, itu hanya sekedar ungkapan. It’s only words…
Tapi apa yang ada di dada
Tak ada padanan kata

(Indo-qatar 200208)

Selasa, 27 Januari 2009

Demi Allah! Pesan ini untuk para akhwat...please read this one, urgent dan super penting!

Assalamu'alaikum wr. wb. Ibu yang shalihah...semoga info ini bermanfaat:


Penting untuk para akhwat! telah ditemukan beberapa website porno yang mengeksplitasi wajah2 muslimah, mulai dari istri aa gym hingga saskia mecca,

bahkan banyak foto akhwat yang di download entah via friendster, multiply atau sejenisnya yang di edit dengan gambar gambar artis porno menjijikkan yang di ganti gambar kepalanya dengan foto foto akhwat tersebut seakan akhwat akhwat / wanita berjilbab itu sedang melakukan seks bebas dengan sembarang orang. maaf alamat situs tidak bisa di tulis takut menjadi lahan promosi gratis.

PARA AKHWAT ATAU MUSLIMAH DIHARAPKAN BERHENTI MENAMPILKAN FOTO2 MEREKA ATAU KERABAT MEREKA BAIK DI FRIENDSTER, MULTIPLY ATAU BLOG PRIBADI LAINNYA UNTUK MENCEGAH DARI PENYALAGUNAAN TIDAK BERTANGGUNG JAWAB INI.

Tolong sebarkan!
copas dari http://thufailalghifari.multiply.com/reviews/item/51

Sabtu, 24 Januari 2009

Bersegera Melaksanakan Syari'at (2)



Ibrah dari para Sahabat:

Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah saw pada perang Uhud. “Bagaimana pandanganmu wahai Rasulullah saw. Jika aku terbunuh saat ini, dimanakah aku setelah kematian?” Rasulullah saw. Bersabda: “Engkau berada di Surga.” Mendengar sabda Rasulullah saw. Tersebut, maka laki-laki itu serta merta melemparkan buah kurma yang ada di tangannya, kemudian ia maju untuk berperang hingga terbunuh di medan perang”. (Di dalam hadits Jabir yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim).

“Nabi saw berangkat bersama para sahabatnya hingga mendahului kaum musyrik sampai ke sumur Badar. Setelah itu kaum musyrik pun dating. Kemudian Rasulullah saw bersabda:”Berdirilah kalian menuju Surga yang luasnya seluas langit dan bumi”. Anas nin Malik berkata;maka berkatalah Umair bin al Humam al Anshary. “Wahai Rasulullah, benarkah yang Engkau maksud itu Surga yang luasnya seluas langit dan bumi?”. Rasulullah saw. Menjawab, “benar”. Umair bekata “ehm-ehm”. Rasulullah saw bertanya pada Umair “Wahai Umair, apa yang mendorongmu untuk berkata ehm-ehm?”. Umair berkata “Tidak apa-apa wahai Rasulullah, kecuali aku ingin menjadi penghuninya”. Rasulullah saw. Nersabda “Sesungguhnya engkau termasuk penghuninya wahai Umair”. Anas bin Malil berkata; kemudian Umair bin Al Humam mengeluarkan beberapa kurma dari wadahnya dan ia pun memakannya, kemudian berkata “Jika aku hidup hingga aku memakan kurma-kurma ini sesungguhnya itu adalah kehidupan yang yang lama sekali”. Anas berkata; Maka Umair pun melemparkan kurma-kurma yang dibawanya kemudian maju untuk memerangi kaum musyrik hingga terbunuh”. (HR. Muslim dari Anas).

Al Bukhari telah meriwayatkan dari Anas bin Malik ra, beliau berkata: “Suatu hari aku member minum kepada Abu Thalhah Al Anshary, Abu Ubaidah bin Al Jarrah, dan Ubay bin Kaab, minuman dari Fadhij yaitu perasan kurma. Kemudiaan ada seseorang yang dating, ia berkata “sesungguhnya khamr telah diharamkan”. Maka Abu Thalhah berkata “Wahai Anas, berdirilah dan pecahkanlah kendi itu”. Anas berkata; maka aku pun berdiri mengambil tempat penumbuk biji-bijian milik kami, lalu memukul kendi itu pada bagian bawahnya, hingga pecahlah kendi itu”.

Al Bukhari meriwayatkan dari Aisyah ra berkata: “Semoga Allah merahmati kaum wanita yang hijrah pertamakali, ketika Allah menurunkan firman Nya “Dan hendaklah mereka menurunkan kain kerudung mereka ke dadanya” (Qs. An Nur 31). Maka kaum wanita itu merobek kain sarung mereka (untuk dijadikan kerudung) dan menutup kepala mereka dengannya”.

Handzalah bin Abi Amir ra telah mendengar seruan perang Uhud. Maka dia pu bergegas menyambut panggilan itu, dan syahid. Ibnu Ishak berkata; Rasulullah saw. Bersabda:” Sesungguhnya sahabat Handzalah dimandikan oleh malaikat, maka tanyakanlah bagaimana kabar keluarganya”. Maka akupun (Ibnu Ishak) bertanya kepada Istrinya. Dia pada malam itu adalah pengantin baru. “Ketika mendengar panggilan untuk berperang, suamiku keluar padahal dalam keadaan junub”. Rasulullah saw bersabda:” Begitulah ia telah dimandikan oleh malaikat
”.

Semoga kita bisa mengambil ibroh bahwa apapun ketentuan Allah untuk kita, baik terasa ringan ataupun berat, harus segera dilaksanakan. Keterikatan seorang muslim terhadap hukum-hukum Allah, yakni hukum-hukum syara adalah bukti keimanannya. Itulah yang akan menjadikan kita konsisten dalam memegang kebenaran, bagai gunung yang tinggi menjulang. Bersikap kembut dan penuh kasih sayang terhadap orang mukmin dan bersikap keras dan terhormat dihadapan orang-orang kafir. Tidak terpengaruh caci maki orang yang suka mencaci maki, semata karena Allah. Melangkah dan beramal di dunia, sementara kedua mata senantiasa menatap nun jauh ke sana (negeri akhirat), surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. Insya Allah…

Rabu, 21 Januari 2009

Bukan Atas Nama Cinta tapi Atas Nama Allah...



Produk keluarga sakinah adalah manusia-manusia yang berbahagia. Suami, istri dan anak-anak yang bahagia. Bahagia karena tujuan hidupnya tercapai, yakni ridlo Allah SWT.

Suami bahagia karena atas nama Allah SWT dia bisa memimpin istrinya. Dengan nama Allah pula dia menafkahi istri. Dengan rahmat Allah pulalah dia menggauli istrinya untuk melanjutkan keturunannya. Dengan aturan Allah sajalah dia menyelesaikan perselisihan keluarganya. Akhirnya setiap saat dia bisa keluar rumah untuk mencari nafkah dan berjuang untuk menegakkan agama Allah tanpa beban personal internal rumahnya.

Istri bahagia karena atas nama Allah ia halal untuk suaminya. Atas nama Allah dia menjalin cinta kasih sayang dengan suaminya. Dengan nama Allah dia meregang nyawa saat melahirkan.Dengan nama Allah dia bersusah payah mengatur keluarganya, hingga setiap tarikan nafas dan tetes keringat menjadi ladang pahala baginya. Dengan aturan Allah sajalah setiap persoalan dengan suami dan anak-anaknya diselesaikan. Akhirnya tanpa beban dia beraktivitas semenjak bangun tidur, tatkala shalat malam, hingga istirahat malam di rumah suaminya. Tiada beban ia mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Tanpa beban ia melangkahkan kakinya atas izin suaminya untuk menuntut ilmu dan turut berkiprah membangkitkan masyarakat. Bahkan sekalipun ia harus patungan dengan suami untuk membiayai keluarganya, semua dilakukan dengan suka cita. Bahagialah ia karena Ridlo Allah SWT.

Anak-anak bahagia karena atas nama Allah mereka dikandung dan dilahirkan. Atas nama Allah mereka diasuh dan dididik. Dengan nama Allah setiap makanan masuk ke tubuh mereka. Dengan nama Allah mereka tumbuh dan berkembang. Dalam naungan Allah mereka dilimpahi kasih sayang. Tanpa beban mereka akan belajar untuk bersikap menjadi dewasa. Bersiap untuk menjadi suami atau istri pilihan. Bersiap untuk menjadi hamba Allah yang berjuang di tengah masyarakatnya sebagaimana kedua orangtuanya. Tanpa rasa takut dan khawatir mereka menatap masa depan. Semua masa depan untuknya telah terukur dalam genggaman KuasaNya. Dengan senyum dibibir dan semangat serta keberanian dalam hati mereka siap menerima tongkat estafet kehidupan. Tidak canggung atau bingung, semua karena ridlo Allah SWT.

Suami, istri, anak-anak yang bahagia. Kesanalah mestinya semua keluarga di arahkan. Dengan landasan Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah semua Insya Allah dapat tercapai.

Ketika keluarga dibangun hanya berdasarkan harapan menumpuk materi atau kenikmatan fisik. Suami tampan dan gagah. Istri cantik dan menarik. Harta berlimpah berupa mobil mewah, rumah mewah, tabungan membengkak, makanan enak dan semua fasilitas hidup yang wah. Ternyata produknya hanyalah suami yang tertekan dan stress hingga butuh perempuan lain sebagai pelampiasan. Istri yang kesepian dan tidak punya sandaran atas beban hidupnya hingga mencari lakilaki lain sebagai backingnya, Anak-anak yang tidak terkontrol. Mereka tidak mengetahui untuk apa mereka hidup dan apa yang harus dikerjakan. Mereka hanya bisa bersenang-senang menikmati harta orang tuanya tanpa belajar menyelesaikan persoalan hidup. Samasekali tidak siap mengemban tugas generasi penerus. Akhirnya suami sudah tidak peduli lagi terhadap istrinya. Istri sudah tak perhatian terhadap suaminya. Anak-anak sudah tidak lagi merasakan manfaat atas kehadiran orangtuanya. Walaupun tidak bercerai tapi keluarga ini sudah hancur berkeping-keping. Na’dzubillahi mindzaalik.

Bersihkanlah niat kita hanya karena mentaati Nya dan hanya dengan mengikuti aturan Nya. Insya Allah keluarga dambaan bisa kita capai.

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berfikir “. (Qs. Ar Rum: 21).

Menikah adalah untuk mencapai bahagia. Suami merasa nyaman, tentram dan tenang dengan istrinya. Cenderung rindu dan selalu ingin bersamanya. Mengasihi dan menyayanginya kerena rahmat Nya. Dan berusaha untuk membahagiakannya. Merasa cukup dengan istrinya. Lahir batin menerima istrinya. Semua beban hidupnya adalah juga beban istrinya. Semua bahagianya adalah juga bahagia istrinya. Istrinya adalah manusia kepercayaannya. Istrinya yang menjaga dan memelihara semua urusan rahasianya. Suami tidak membutuhkan siapapun wanita di dunia ini selain istrinya dalam hal kasih sayang, pemenuhan naluri seksual, penentram gejolak jiwanya.

Istri berteduh dibawah kasih sayang suaminya. Suamilah tempat menampung segala keluh kesah dan rajukannya. Dia tidak membutuhkan laki-laki manapun di dunia ini selain suaminya, untuk menghibur dan mencintainya.

Jadilah keduanya saling mencintai, menyayangi, menjaga, memelihara dan mempercayai. Gelisah ketika berpisah dan gembira ketika berjumpa. Denga nama Allah mereka saling berkasih sayang dalam pergaulan keluarga sakinah yang di ridloi Allah. Bertemu dan berpisah karena Allah SWT.


(Disarikan dari buku Family Guideline 1, dengan beberapa perubahan)

Senin, 19 Januari 2009

Bersegera Melaksanakan Syari'at (1)


Allah SWT berfirman:

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa”. (Qs. Al Imran [3]:133).

“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin jika dipanggil oleh Allah dan RasulNya agar Rasul menghukum(mengadili) diantara mereka. Ialah ucapan:”kami mendengar dan kami patuh”, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barang siapa taat kepada Allah dan RasulNya dan takut kepada Allah dan bertaqwa kepadaNya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (Qs. An Nur [24]:51-52).

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang beriman dan tidak (pula) perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNyatelah menepkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasulnya, maka sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata. (Qs. Al Ahzab [33]:36).

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu nerikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (Qs. An Nisa[4]:65).

“Maka jika datang kepadamu petunjuk dariKu, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjukKu, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu , maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” Allah berfirman: “Demikianlah, telah dating kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan”. (Qs. Thaha[20]:123-126).

Sabtu, 17 Januari 2009

Ass, Ibu yang shalihah…sebenarnya ini puisi yang udah cukup lama. Tapi tiap kali membacanya, terasa terus menyentuh…Puisi ini mengingatkan kita, agar merenungi kembali kalimat yang senantiasa kita ucapkan dalam shalat: "Inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi Rabbil 'alamiin", (sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah. Rabb Seluruh Alam).
Dan menyadarkan kita,bahwa sesungguhnya kita, tidak punya apa-apa...”Lillahi maa fissamaawaati wamaa fil Ard…” (QS. [2]:284).


Makna Sebuah Titipan

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku, bahwa:
sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipanNya,
bahwa hartaku hanya titipanNya,
bahwa putraku hanya titipanNya,

Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milikNya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali olehNya?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa
itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,
seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.

Seolah keadilan dan kasihNya harus berjalan seperti matematika:
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku".
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku.

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk
beribadah...

"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"

WS Rendra

Kamis, 15 Januari 2009

Mencegah Prilaku Seksual Menyimpang Pada Anak

Ass, ibu yang shalihah...artikel ini semoga bermanfaat...

Beberapa waktu yang lalu kita dikagetkan dengan mencuatnya kasus Riyan, pemuda berperilaku seksual menyimpang (homoseksual) yang dengan sadar telah membunuh secara sadis beberapa ”teman dekatnya”. Sampai sekarang kasus tersebut masih terus ditangani polisi. Perilaku seksual menyimpang semacam itu sejatinya bukan sesuatu yang baru. Sejak jaman Nabi Luth AS, perilaku yang diistilahkan dengan Liwath ini sudah ada.
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: ’Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?’ Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: ’Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri.’ Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)”. (QS. Al-A’raf: 80-83).

Perilaku homoseksual sejatinya merupakan bentuk perilaku seksual yang bertentangan dengan fitrah kemanusiaan. Hubungan seksual dalam Islam tidak hanya sekadar untuk memuaskan hawa nafsu semata, tetapi memiliki tujuan penting menyangkut kelangsungan kehidupan, yaitu untuk melanjutkan keturunan. Dengan begitu, maka hubungan seks sejenis jelas tidak dibenarkan karena tidak mungkin akan menghasilkan keturunan. Agar perilaku seksual menyimpang ini tidak berkembang, maka harus dilakukan pencegahan sedini mungkin. Dan Islam telah memberikan beberapa alternatif pencegahannya.

Langkah-Langkah Pencegahan
1. Menjauhkan anak dari berbagai rangsangan
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Pada diri manusia terdapat potensi (dorongan) hidup yang senantiasa mendorong untuk melakukan kegiatan dan menuntut pemuasan. Pertama yang disebut dengan kebutuhan jasmani (hajatu al-’udhawiyah) seperti makan, minum, dan membuang hajat. Kebutuhan ini menuntut pemenuhan yang bersifat pasti. Kalau tidak terpenuhi, seseorang akan mati. Tidak ada orang yang kuat terus menerus menahan lapar dan haus, begitu pula buang hajat. Kedua, adalah naluri (gharizah) yang menuntut adanya pemenuhan saja. Jika tidak dipenuhi, manusia tidak akan mati, tapi akan merasa gelisah, hingga terpenuhinya kebutuhan tersebut. Salah satu bentuk naluri (gharizah) adalah naluri mempertahankan jenis (gharizah an-nau’) yang manifestasinya bisa berupa dorongan seksual. Dari segi munculnya dorongan (tuntutan pemuasan), kebutuhan jasmani bersifat internal, yakni muncul dari dalam diri manusia sendiri. Orang ingin makan karena lapar, ingin minum karena haus, ada atau tidak ada makanan. Sementara naluri baru akan muncul kalau ada rangsangan-rangsangan dari luar. Dorongan seksual muncul misalnya setelah melihat atau membayangkan wanita yang cantik, membaca buku, nonton film dan sebagainya.

Demikian juga hasrat untuk melakukan homoseksual akan muncul bila terdapat rangsangan-rangsangan yang mendorong untuk mencoba atau melakukannya. Ada dua rangsangan yang umumnya merangsang manusia, yaitu pikiran dan realitas yang nampak. Pemikiran liberali telah mendorong orang untuk mencoba melakukan homoseks. Menurut paham ini, orang bebas melakukan apa saja termasuk dalam memenuhi dorongan seksualnya. Tolok ukurnya pun bersifat materialistik. Karenanya, aktivitas homoseksual ditempatkan sebatas sebagai cara memuaskan hasrat seksual. Padahal, dalam Islam, seksualitas merupakan nikmat Allah SWT untuk melanjutkan keturunan. Selain itu, alasan hak asasi manusia (HAM) sering kali dijadikan sebagai dalih. Selama pemikiran-pemikiran ini terus dikembangkan di tengah masyarakat atas nama kebebasan pribadi dan berekspresi, maka penyimpangan seksual tersebut akan tetap ada.

Islam adalah agama yang sempurna. Di dalamnya terdapat aturan-aturan tentang bagaimana seharusnya manusia memenuhi kebutuhan jasmani dan naluri-naluri yang ada pada dirinya. Allah SWT telah menganugerahkan potensi-potensi tersebut sekaligus cara-cara pemenuhannya. Aturan-aturan ini dibuat tidak lain adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri. Allah yang menciptakan manusia, Dia pula yang paling tahu apa yang terbaik bagi hambaNya. Karena dorongan seksual ini baru akan muncul jika ada rangsangan dari luar, maka Islam telah memberi seperangkat pemahaman yang dapat mengatur kecenderungan seksual manusia secara positip, yaitu dengan seperangkat aturan dalam urusan pernikahan dan segala sesuatu yang terpancar darinya. Islam juga berusaha mencegah dan menjauhkan manusia dari segala hal yang bisa membangkitkan perasaan seksualnya.

2. Menguatkan identitas diri sebagai anak laki-laki atau perempuan
Telah ditentukan oleh Allah, bahwa segala sesuatu diciptakan secara berpasang-pasangan. Allah telah menciptakan malam, maka diiringi dengan siang. Begitu pula diciptakan laki-laki oleh Allah sebagai pasangan wanita.

Secara fisik maupun psikis, laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan yang mendasar. Perbedaan tersebut telah diciptakan sedemikian rupa oleh Allah. Adanya perbedaan ini bukan untuk saling merendahkan, namun semata-mata karena fungsi yang kelak akan diperankannya. Mengingat perbedaan tersebut, maka Islam telah memberikan tuntunan agar masing-masing fitrah yang telah ada tetap terjaga. Islam menghendaki agar laki-laki memiliki kepribadian maskulin, dan perempuan memiliki kepribadian feminin. Islam tidak menghendaki wanita menyerupai laki-laki, begitu juga sebaliknya. Pola asuh orang tua dan stimulasi yang diberikan, memiliki peran yang besar dalam memperkuat identitas anak sebagai laki-laki atau perempuan.
“Dari Ibnu Abbas ra berkata: “Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang berlagak wanita, dan wanita yang berlagak meniru laki-laki. Dalam riwayat yang lain: “Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang meniru wanita dan wanita yang meniru laki-laki“. (HR. Bukhari).

3. Membatasi pergaulan sejenis
Disamping telah memberikan aturan bagaimana bergaul dengan lawan jenis, Islam juga memberikan atauran hubungan sejenis. Terkait masalah ini, Rasulullah SAW bersabda:
”Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki, jangan pula perempuan melihat aurat perempuan. Janganlah seorang laki-laki tidur dengan laki-laki dalam satu selimut, begitu juga janganlah perempuan tidur dengan perempuan dalam satu selimut” (HR. Muslim).

Laki-laki yang melihat aurat laki-laki ataupun perempuan yang melihat aurat sesama perempuan akan terangsang. Hal ini dapat menjadi pemicu penyimpangan seksual. Apalagi kalau tidur dalam satu selimut.

4. Secara sistemik menghilangkan berbagai hal di tengah masyarakat yang dapat merangsang orang untuk melakukan homoseksual.
Saat ini banyak beredar VCD terkait dengan homoseksual. Bahkan tayangan-tayangan di televisi juga seringkali menghadirkan sosok laki-laki yang menyerupai perempuan. Di dunia maya juga berkeliaran promosi tentang itu. Dalam hal ini diperlukan kebijakan yang tegas dari Pemerintah agar masyarakat terjaga, dan anak-anak tidak terdorong untuk mencoba.

Penutup
Pertumbuhan dan perkembangan masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat penting. Baik pertumbuhan organ fisiknya, psikologis dan sosialisasi atau interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Pada masa ini hendaklah para orang tua memberikan bimbingan dan pengarahan termasuk di dalamnya masalah seksual. Hendaknya para orang tua memberikan bimbingan dengan bijaksana. Dalam hal ini Islam telah memberikan pedoman-pedomannya. Islam sebagai sistem ajaran yang lengkap telah memberikan tuntunan kepada para pemeluknya, termasuk masalah seksual. Pelanggaran dan ketidaktaatan terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah dan RasulNya akan menyebabkan kehancuran peradaban manusia.

(Zulia Ilmawati, Psikolog, Pemerhati Masalah Anak dan Keluarga)

Selasa, 13 Januari 2009

Berbagi kesan, bertukar cerita dan menularkan semangat InsyaAllah...

Baru beberapa hari yang lalu rasanya kami berdiskusi tentang QS. Al Insyiroh. Terutama tentang ayat “Fa inna ma’al ‘usri yusran”. Bahwa sesungguhnya setelah ada kesulitan itu pasti ada kemudahan. Bahwa kita sebagai muslim dilarang berputus asa dan harus selalu optimis dalam menjalani hidup. Ibu yang shalihah…saya yang miskin ilmu ini bukan akan menjabarkan tentang tafsir atau mengupas suatu ayat Al Quran yang Maha Agung. Saya hanya ingin berbagi kesan, bertukar cerita, dan menularkan semangat.

Beberapa hari kemudian, ketika saya bersilah ukhuwah ke rumah seorang sahabat, disepanjang jalan sambil menggandeng anak, sampai ketika duduk di kursi tamu menunggu teman-teman yang lain datang, saya bersenandung lirih nasyid Raihan “Rasulullah”. Sahabat saya sampai bilang: “Umi ceria banget…”. “Iya Alhamdulillah…”, kata saya (sambil malu,kedengaran ya?). Tidak disangka, sore harinya saya mendapat kabar yang benar-benar menyesakkan dada saya, membuat saya limbung dan beristigfar berkali-kali. Ini benar-benar ujian yang sangat berat untuk saya, teguran dari Allah untuk saya.

Hidup memang ladang pahala, jika senang harus bersyukur, jika keadaan sulit mesti bersabar. Terkadang kita merasa, masalah kita lebih banyak dibanding oranglain, beban kita lebih berat dibanding orang lain…padahal mungkin oranglainpun berfikir sama. Selama kita hidup, masalah akan selalu ada, karna itulah tadi, dunia ini ladang pahala. Ladang untuk kita menabung pahala. Tidak sedikit orang yang gagal ketika diuji dengan kesulitan, kesempitan hidup, sebagaimana tidak sedikit orang yang gagal diuiji dengan kesenangan. Gagal atau tidaknya tergantung dengan sikapnya dalam menghadapi ujian, apakah bertambah dekat dengan Allah atau tidak.

Maha Benar Allah yang telah berfirman: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan), sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:”bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (TQS. [2]:214).

Ibu yang shalihah…ujian kesulitan, musibah, walaupun perih, sakit, tapi seringkali membuat kita bertambah dekat dengan Allah, ibadah kita semakin baik, dan do’a-do’a kita semakin deras. Ujian kesulitan, walaupun berat, kalau kita bersabar, pasti akan sesuai juga dengan beratnya pahala di sisi Allah kelak, InsyaAllah. Jika kita sekarang dalam keadaan demikian, mari jadikan sabar dan shalat sebagai pelipur lara kita[QS. [2:153]). Saya jadi teringat, waktu zaman SMP pernah ngapalin hadis ini: “unzhuruu ilaa man huwa asfala minkum, walaa tanzhuuru ilaa man huwa fauqoqum…” Lihatlah (keadaan) orang yang ada di bawahmu, jangan melihat orang yang ada di atasmu… itu mungkin bisa membantu, agar kita, khususnya saya, tidak hanyut dalam kesedihan dan mendramatisir masalah. Jangan sampai perasaan kita lebih dominan daripada pemikiran. Susah sekali memang, tapi kita latih yuk! Fainnama’al ‘usri yusran, inna ma’al ‘usri yusran…

Ah, jadi inget lagu “Takdir”nya melly feat opick ya! “Bila mungkin ada luka coba tersenyumlah, bila mungkin ada tawa coba bersabarlah…karna air mata tak abadi…akan hilang dan berganti”.
Dalam kasus saya, ini pas banget. Duh sahabat…tolong maafkan kelalaian saya ya!

Oke, kita lanjutkan ya…Ibu yang shalihah, kita justru mesti hati-hati dengan ujian kesenangan, karena bisa melenakan, membuat kita tidak peka terhadap sekitar, mudah untuk terjangkiti sifat sombong, ujub, takabur, dan lupa untuk bersyukur. Nau’dzubillahi min dzaalik. Tapi apapun ujian yang diberikan kepada kita, berupa musibah, teguran atau kesenangan, Allah tau, kita pasti bisa menghadapinya. Kita mesti seratus persen yakin, bahwa itu pasti yang terbaik untuk kita. Ada hikmah dalam setiap kejadian. InsyaAllah…

Jika kita beriman, apapun akan menjadi kebaikan untuk kita. Rasulullah SAW bersabda: “Aku kagum terhadap urusan orang yang beriman, karena seluruh urusannya adalah kebaikan baginya. Jika mendapatkan kesenangan ia bersyukur, maka syukur adalah kebaikan baginya. Jika ditimpa kesulitan ia bersabar, maka sabar itu merupakan kebaikan baginya. Hal seperti ini ridak akan didapati pada seseorang kecuali orang yang beriman”. (HR. Muslim).

Terimakasih telah memberi saya kesempatan untuk memperbaikinya ya sahabat…keep fight!
I love You lillah…

Minggu, 11 Januari 2009

Arti Kehilangan

Saat kau kehilangan orang yang begitu berarti bagimu
orang yang kau puja, kau andalkan
Dan selalu kau tunggu kedatangannya-
Dengan penuh do'a rindu dan cinta,

Perlahan-lahan kau akan dapati
Keceriaanmu memudar
Senyummu kian hilang
Canda usilmu lenyap
Semangatmupun menguap

Kau akan merasa
Beban berton-ton dipundakmu
Dikepala dan di dalam hatimu

Melahirkan luka, sedih dan perih
di ulu hati
Menyayat setiap syaraf
Melemaskan seluruh otot tubuhmu
Membuatmu tak lagi menunggu mentari
dengan penuh rindu

Dan kaupun...
akan merasa kesepian
lebih dari kehilangan itu.

(mohon maaf sahabat)

Sabtu, 10 Januari 2009

Alhamdulillah, Luar Biasa, Allaahu Akbar...

“Apa kabar ibu”? Ketika kita bertanya seperti itu biasanya dengan spontan kita menjawab “Alhamdulillah…baik”. Ada yang dengan suara tegas, atau dengan suara lirih yang nyaris tak terdengar. Saling bertegur sapa menanyakan kabar terkadang hanya sekedar basa-basi saja dalam keseharian kita (greeting). Yang bertanya tidak sungguh-sungguh ingin tau bagaimana sesungguhnya keadaan lawan bicaranya, begitu juga yang menjawab (kecuali tentu yang sudah kenal).

Dari sebuah training yang saya ikuti (saya lupa lagi judulnya apa), ada jawaban sarat makna ketika kita ditanyakan kabar. “Apa kabar Ibu-ibu…?” jawabnya: “Alhamdulillah…Luar biasa…Allahu Akbar!”

Alhamdulillah (kedua tangan diangkat seperti sedang berdo’a), adalah ucapan syukur kita akan segala nikmat yang masih dikaruniakan Allah untuk kita. Nikmat Iman Islam, nikmat sehat, nikmat keamanan dll. Alhamdulillah adalah cermin idrak silah billah kita, kesadaran akan hubungan kita dengan Allah SWT.

Luar biasa (kedua tangan dikembangkan, diputar masing-masing setengah lingkaran seperti membentuk bola dunia), adalah cermin optimisme dan semagat. Bahwa segala apapun nikmat Allah di dunia ini, bisa kita kelola dengan baik dan menjadi potensi untuk kemajuan.

Allahu Akbar (tangan kanan diangkat dan dikepalkan), adalah pekikan perjuangan. Energi positif umat Islam. Energi yang mampu menjauhkan kita dari sikap pengecut, putus asa dan kemunafikan.

Yup! umat Islam memang harus senantiasa bersyukur, optimis, bersemangat dan selalu bertawakal dalam setiap urusannya. Setuju dong bu…

So, apa kabar ibu-ibu?

Kamis, 08 Januari 2009

Anak kita itu...


Beberapa bulan lalu, saya dititipi 3 orang anak dari seorang sahabat yang pergi menjadi tamu Allah untuk berhaji. Repot memang…tapi juga exciting karena ada kesempatan bisa mengasuh 4 orang anak, jarang-jarang kan... Saya berjanji pada ibu mereka (budhe Fakhrun), bahwa Insya Allah mereka akan diperlakukan sebagaimana anak sendiri. Kalau mereka berbuat salah, mereka akan kena tegur, tapi saya pastikan mereka akan mendapatkan kasih sayang saya.

Awal-awal semua mungkin kurang nyaman, apalagi untuk Adel yang usianya belum genap setahun. Tapi setelah beberapa hari, semua bisa menyesuaikan diri. Hingga tak terasa 3 minggu berlalu, dan saatnya saya serahkan amanah itu kembali pada orang tuanya. Sebagaimana baiknya keadaan mereka waktu dititipkan, sebaik itu pulalah mereka saya kembalikan ke pelukan orangtunya, Alhamdulillah wa syukurilah… Sang ibu sempat curhat bahwa si kecil Adel sepertinya perlu menyesuaikan diri lagi dengan bergantinya kembali suasana. Namanya juga anak-anak… (iya kan?)

Ibu yang shalihah…semua pasti setuju, bahwa yang paling berat dari acara titip menitip anak ini adalah amanahnya! Mempertanggungjawabkan secara moral kepada orang yang memberi amanah.

Dari pengalaman berharga itu saya merenung:
Yang pertama, Kenapa ketika kita dititipi seseorang, kita merasa betul-betul harus menjaganya dengan baik, merasa beban mental dan takut menyalahi amanah… Tapi pada amanah yang langsung dikasih Allah kepada kita, yaitu anak kita, terkadang kita lalai…kita merasa anak kita hanya milik kita, kepunyaan kita dan berhak dihitam putihkan. Padahal ibu…sesungguhnya pertanggungjawaban kepada Allah sungguh, sungguh lebih berat…” …wal mar atu raa’iyyatun liahli baitiha wa hiya masulatun ‘an ra’iyyataha” (HR. Bukhari) Kita akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak!

Sudahkah anak kita mengenal Allah sebagai Penciptanya? Terus, siapakah yang dijadikannya sebagai idola, nabi Muhammad ataukah yang lain, Spiderman, power ranger, Ben 10 dll?… Duh ibu, bagaimana kita mempertanggung jawabkan itu di hadapan Allah…

“Tidak, anak saya udah tau kok, Allah Tuhannya dan Muhammad RasulNya”. Tapi bu, siapakah yang mengajarinya…apakah kita atau guru agamanya? Sudahkah kita mengajarinya sendiri ? Jangan sampai anak kita mendakwa kita di akhirat nanti… Kita adalah sekolah pertama dan utama bagi anak-anak kita. Ketika kita merasa ilmu kita kurang cukup, belajarlah, teruslah mengaji dan mengkaji. Jangan cari waktu luang, tapi meluangkan waktu. Insya Allah…hambatan yang ada akan sesuai dengan imbalan pahala yang disediakan Allah SWT untuk kita, amin.

Yang kedua, Anak-anak, terutama yang masih kecil, pada dasarnya bisa dirawat, diasuh dan merasa nyaman pada siapapun yang memberinya kasih sayang, tidak mesti sama kita ibunya…
Siapapun bisa mengasuh anak kita bu…mungkin lebih baik dari asuhan kita…Tapi subhanallah bu, Allah menjadikan anak itu sebagai anak kita, Dia menitipkan anak itu khusus untuk kita! lihatlah wajahnya…lihat matanya, lihatlah bentuk mulut dan pipinya, benar-benar mirip kita atau suami. Coba lihat cara berjalannya…dan bagaimana bahasa tubuhnya…persis kita atau suami kita. Dengan itulah diantaranya kita mengklaim pasti, bahwa dia anak kita. Bahwa kita orangtuanya. Tapi yang kadang terlupakan adalah bahwa dengan kenyataan itu pula, kita, orangtuanya adalah orang yang paling bertanggungjawab akan selamat atau tidaknya anak kita di akhirat kelak.

Suksesnya seorang ibu bukan karna anak-anaknya berhasil menjadi “orang”, menjadi terpandang atau punya banyak uang. Ibu yang sukses adalah ibu yang berhasil mencetak anak-anaknya menjadi anak shalih dan shalihah…yang berhasil menjadikan anaknya sebagai tiket masuk ke Surga Allah SWT.

Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan “anugerah terindah” untuk kita. Segala Puji bagi Allah yang telah menjadikan kita, Ibu dari anak-anak kita dan istri bagi suami kita. Semoga kita bisa menjaga dan mensyukuri berbagai amanah Allah tersebut dengan sebaik-baiknya. Dan semoga Allah memudahkan segala urusan kita…di dunia dan di akhirat. Amin.

Selasa, 06 Januari 2009

Palestina...oh...oh Palestina


“10 hari. Hanya 10 hari!, Sejak Israel memborbardir Gaza. Lebih dari 540 orang tewas, termasuk di antaranya anak-anak, wanita dan orang tua, ribuan lainnya yang luka. Yahudi-Yahudi itu tengah membantai saudara Muslim kita dan ingin mengubur Palestina.
Bagaikan anjing yang terus menggonggong. Israel terus saja melakukan aksi pembantaian secara keji itu. Mereka sama sekali tak peduli pada dunia. Karena, mereka sudah memegang kartu truf: AS, negara adidaya yang sejatinya sudah bangkrut itu ada d belakang mereka. Begitulah, usai menarik pelatuk dan menghantamkan roket, Israel hanya tinggal bertepuk tangan. Sementara, Muslim Palestina Gaza tercecer, bukan hanya antara diri dengan keluarga, tapi sudah lebih dari itu, badan dengan badan, dan badan dengan jiwa. Dan, negara-negara Arab, yang ada disebelahnya hanya menonton tragedi pembantaian.

Sementara kita jauh dari Palestina, apa yang harus dan bisa kita lakukan? Rasulullah suatu kali bersabda, “Bahwasanya perumpamaan orang-orang muslim itu ibarat satu orang (satu jasad) apabila salah satu bagian disakiti maka seluruhnya akan merasa sakit.” (HR Imam Ahmad bin Hanbal). Sungguh, Yahudi tengah membantai saudara kita di Gaza.”
(http://www.eramuslim.com/berita/palestina/mereka-membantai-saudara-kita.htm)

Ibu yang shalihah…
20 tahun lalu…ketika saya masih di kelas 3 SD, di suatu pagi saat mata pelajaran Bahasa Indonesia…saya bacakan puisi tentang Palestina, yang saya temukan dari cover belakang sebuah majalah…entah apa namanya, saya lupa lagi. Judulnya persis dengan judul postingan saya kali ini. Dan pada saat itu, konflik Palestina-Israel laknatullah bahkan sudah berlangsung berpuluh tahun. Sekarang…20 tahun kemudian, perampasan tanah kaum muslimin itu masih terus berlangsung…entah sampai kapan kalau kita kaum muslimin, khususnya para penguasa dan tentaranya tidak dengan bentuk kongkrit membantu mereka.

Wahai para ibu…mungkin ibu pernah bertanya dalam hati, mungkin pernah berbisik lirih…”apa yang bisa saya lakukan…apa yang harus saya lakukan, saya cuma ibu rumah tangga biasa…”

Ibu yang saya cintai karena Allah…kita bisa melakukan sesuatu. Sesuatu yang akan bisa mengubah dunia suatu hari nanti…karena kita ibu generasi. Pernahkah terfikirkan oleh ibu, bahwa anak kita sekarang adalah para pemimpin di masa depan? Anak kita nanti, bisa jadi seorang panglima tertinggi, bisa jadi seorang konglomerat terkenal, profesor terpandai, ustadz yang berwibawa, ahli IT yang cerdik, orator yang ulung atau bahkan seorang penguasa yang paling berpengaruh. Jadi apapun anak kita nanti, pastikan bahwa dibalik semua itu dia adalah anak yang shalih…anak yang berbakti pada orang tua dan ta’at pada Allah dan RasulNya. Anak yang bisa cinta dan bangga pada agama ini. Anak yang bisa menjadi solusi atas berbagai kemelut permasalahan umat saat ini. Didiklah anak-anak kita agar faham Islam. Satukan hati mereka dengan saudara-saudara mereka yang lain. Dengung-dengungkan ikatan akidah dan ukhuwah Islamiyah agar hati dan fikiran mereka bersatu padu dengan yang lain.

Insya Allah kita pasti bisa, Insya Allah kita pasti mampu…karena kita adalah ibu generasi. Madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Tentunya kita mesti berbenah…memaksimalkan potensi diri, membekali diri dengan ilmu-ilmu yang berguna. Mengoptimalkan waktu, dan meminimalisir segala hal yang kurang bermanfaat, seperti ngerumpi atau nonton tv. Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda: “Min husnil Islaamil mar-I tarkuhu maalaa ya’niihi” yang artinya: “Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya”. (HR. Tirmidzi)

Untuk sekarang, jangan lupa untuk menyisihkan sebagian harta kita untuk meringankan beban mereka, tunjukan peduli kita dengan menyebut mereka dalam setiap do’a-do’a kita…

Ya Allah…ketika saudara kami kelaparan…kami tidak melakukan apa-apa…
Ketika saudara kami kedinginan…kami nyaman di rumah…dibawah selimbut-selimbut hangat kami.
Ketika saudara kami ditindas, dianiaya, dibunuh…kami tidak melakukan apa-apa!
Ketika mereka diintimidasi, diboikot, di usir dari negeri-negeri mereka, kami terlalu lemah untuk melawan.
Ketika mereka di hina, di tuduh militan, ekstrimis, teroris, oleh kafir laknatullah…kami tidak cukup kuat untuk membelanya.
Kami begitu lemah, tercerai-berai, tanpa kekuatan, tidak bersatu!

Oleh karena itu Ya Allah…beri kekuatan pada kami, tetapkan hati kami agar selalu Istiqamah di jalanMu. Satukanlah hati kami dalam ikatan suciMu. Mudahkanlah urusan kami di dunia dan di akhirat.

Ya Allah, ampunilah umat nabi Muhammad, Ya Allah rahmatilah umat nabi Muhammad. Ya Allah jagalah umat nabi Muhammad. Ya Allah…tolonglah umat nabi Muhammad. Ya Allah kuatkanlah umat nabi Muhammad. Ya Allah jadikanlah kami dari umat nabi Muhammad.
Ya Allah…tolonglah orang yang menolong agamaMu, dan hinakanlah orang yang menghinakan kaum muslimin…dari golongan musyrik, munafik dan orang-orang kafir. Ya Allah, tolonglah orang-orang yang berjihad di Palestina dan di seluruh negeri kaum muslimin. Ya Allah muliakanlah kaum muslimin dan binasakanlah orang-orang kafir yang memerangi kaum muslimin karena agama mereka dan yang mengusir kaum muslimin dari negeri-negeri mereka.

Ya Allah, berikanlah kemudahan pada kami untuk menghilangkan dominasi orang-orang kafir dan sekutunya serta antek-anteknya di seluruh negeri kaum muslimin. Dengan RahmatMu Ya…Rabbal ‘aalamin…Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Ya…Allah, kabulkanlah permohonan kami…Amin.

Minggu, 04 Januari 2009

Yuk...Sama-sama ke Surga



Suamiku...mari kita meniti bersama jalan mendaki yang sukar ini. Mari berhati-hati karena jebakan setan yang bertebaran di sekitar kita. Onak dan duri yang menyakitkan kaki-kaki kita, tidak seberapa dibanding siksa Allah di hari-hari abadi kelak. Bersama kita memeras peluh, menguras air mata, membanting tulang dan meregang nyawa. Dengan penuh kesadaran bahwa setiap kesulitan kita di dunia ini, pasti mendapat balasan terbaik. Benar, balasan terbaik dari Allah yang Maha Kaya, yang telah mempertemukan kita.
Suamiku, sejak engkau memilihku, hanyalah satu harapku. Bawalah aku menuju keridhaan Allah. Ajarilah aku hidup dalam bimbingan ilahi. Mengerti misi hidup, lalu berkarya memberikan persembahan terbaik untk Allah SWT. Hanya itu. Tak terbersit secuilpun harap untuk mendapat harta darimu. Karena rizkiku hanya datang dari Allah. Apakah akan diturunkanNya melalui engkau ataukah dari pintu-pintu lainnya, itu hak Allah. Sungguh, harapku hanya satu. Ajari aku hidup seperti yang dikehendaki pencipta kita.
Hari demi hari kita lewati. Perlombaan diantara kita terasa indah. Berlomba mendapat pahala yang lebih besar dan lebih banyak. Kini aku benar-benar mengerti bahwa hidup tak sekedar memenuhi kebutuhan dan keinginan. Namun menundukan diri agar mentaatiNya dalam setiap sisi kehidupan. Dan mewujudkan keyakinan agar tertata masyarakat sesuai kehendakNya. Kau ajarkan setiap kebaikan tanpa mengadiliku. Kau arahkan jalanku tanpa menetapkan vonis bersalah. Kau beri teladan dengan pribadi sederhanamu yang mengagumkan. Guru sejati, teladan bijak yang telah memberi warna dalam hidupku.
Sungguh tak mudah jalan ke Surga. Syukurku kepada Allah yang telah mempertemukan kita. Berbagai masalah dan kesulita yang menimpa kita, membuat kita semakin mengerti, bahwa Islam yang telah diturunkan Allah SWT melalui RasulNya, Muhammad SAW memberikan solusi. Tentu jalan keluar yang mendatangkan ridhaNya. Kita semakin yakin, bahwa setelah kesulitan, ada kemudahan. Bahwa Allah benar-benar Maha Kuasa.
Berjalan mendampingimu membuatku semakin mengerti bahwa keteguhan sikap yang berlandaskan iman adalah kunci sukses dalam menghadapi hidup. Juga menjadi kunci yang meneguhkan kasih sayang diantara kita hingga tak lekang oleh panas dan tak luntur oleh hujan. Segala kesulitan terurai, setiap kegelapan menjadi terang benderang. Dengan petunjukNya, dengan bimbinganNya. Riak, ombak kecil, bahkan badai yang menimpa biduk kita, tak membuat kita hilang arah. Dan kita bertambah yakin pada jalan kebenaran. Merajut harap. Menyibak duka derita dengan penuh kebahagiaan karena yakin akan balasanNya. Kita menyusun langkah dan menapakinya bersama, dengan harap akan tiba kelak di sebaik-baiknya tempat kembali. InsyaAllah…Amin.

Daisypath Anniversary Years Ticker

(Disarikan dari Family Guideline 2, dengan beberapa perubahan)

Sabtu, 03 Januari 2009

Kenangan...

Kenangan adalah sesuatu yang bisa muncul secara cepat
(lebih dari processor apapun)
Dan bersifar permanen, karena ia bukan hanya terekam di otak
tapi juga di hati...
Ibarat sya'ir: "meskipun perih namun tetap slalu ada, di sini..."
Untuk sekarang,kita buat sesuatu yang manis untuk
dikenang nanti...
Kenangan pahit yang lalu, harus jadi titik balik!
Ibarat obat tetes mata, walau perih dan membuat mata berair,
tapi bisa menjernihkan!
Dan kitapun bisa melihat dunia
dengan lebih indah lagi

Jumat, 02 Januari 2009

Berbagi pengalaman

Assalamu’alaikum…gimana kabar ibu hari ini? Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah yang masih memberi kita nikmat sehat.
Iya ya bu, kesehatan itu begitu penting, tapi terkadang kita terlupa untuk mensyukurinya. Seolah itu bersifat otomatis, sudah sewajarnya, atau sesuatu yang tak penting yang tak perlu kita renungkan. Terkadang saat kita sakit, barulah kita menyadari betapa berharganya sehat dan tersadar bahwa sesungguhnya sehat adalah nikmat dari Allah SWT.
Sekedar ingin berbagi pengalaman, bulan mei tahun lalu, saya masih ingat tanggalnya tanggal 4, saya menjalani operasi payudara sebelah kiri. Sebelumnya memang saya merasa payudara sebelah kiri sakit dan ada benjolan. Awalnya saya periksa ke teman, seorang dokter umum dan dibilang tidak ada masalah, hanya pembengkakan kelenjar biasa. Sayapun dikasih obat radang. Tapi rasanya nyeri di payudara semakin menjadi dan menjalar ke tangan dan punggung kiri. Satu bulan kemudia saya kuatkan hati untuk periksa ke dokter bedah, dan divonis saya harus segera operasi. Shock banget bu…karena kebetulan suami sudah di Qatar dan bulan depan baru bisa jemput. Akhirnya, setelah konsultasi, ngobrol panjang lebar dengan teman saya itu, hari minggu jam 9 pagi tanggal 4 mei 2008 (hafal…banget!), saya dioperasi. Alhamdulillah, hasil lab mengatakan jaringan yang diangkat tidak bersifat ganas, kesimpulan dalam bahasa kedokteran Duct ectasia a/r mammae sinistra. Artinya seperti apa, saya juga kurang tau (yang tau mungkin bisa bantu?), tapi dari penjelasan dokter, katanya tidak ganas dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan…
Tapi ternyata bu… mungkin karena massa yang diambil cukup banyak (25 gr, masing-masing ukuran 3x2x1 cm), dan ada dua jahitan (masing-masing jahitan sekitar 2 cm), 3 bulan pasca operasi saya belum pulih. Seminggu pertama payudara bengkak dan memerah. Setiap minngu saya masih harus ke dokter. Bulan juni tanggal 14, sehari setelah suami datang, keluar cairan darah encer dari jahitan bekas operasi, banyak sekali sampai rembes ke jilbab dan kerudung saya. Di RS, cairan disedot memakai jarum suntik besar, tanpa dibius. (Bisa kebayang dong gimana rasanya…) Dan kemudian setiap 1 minggu sekali selama 1 bulan, itulah yang saya alami. (he…he)
Tanggal 5 juli, saya dan keluarga baru tiba di Qatar, dan pengobatanpun saya lanjutkan di sini. Karena walaupun sudah tidak banyak lagi, masih tetap ada cairan yang keluar dan saya masih harus pake perban. Dan Alhamdulillahirabbil ‘aalamin…setelah 4 kali bolak balik Hamad, cairan udah gak keluar lagi dan dokter menyatakan saya sembuh. Alhamdulillah…
Bagi ibu-ibu shalihah, tulisan di bawah ini semoga bermanfaat.


Informasi dari Rumah Sakit John Hopkins dan Walter Reed Army Medical Center.
“Dioxin adalah jenis bahan kimia yang menyebabkan cancer, terutama cancer payudara. Dioxin juga berkadar racun tinggi bagi sel-sel di tubuh kita”.

Perlu diketahui bahwa:
• Tiap orang mempunyai sel kanker. Sel kanker ini tidak tampak dalam pemeriksaan standar sampai sel-sel ini berkembang biak hingga berjuta jumlahnya. Pada saat dokter memberitahu pasien bahwa "tidak ada sel kanker lagi" setelah menjalani pengobatan, itu artinya pemeriksaan yang dilakukan sudah tidak dapat mendeteksi sel-sel kanker karena sel-sel tersebut sudah berada di bawah ukuran / jumlah yang dapat terdeteksi . Pada saat kekebalan tubuh seseorang tinggi, sel-sel kanker akan dihancurkan dan dicegah sehingga tidak dapat bertambah banyak dan membentuk tumor. Seseorang yang menderita kanker, menunjukkan bahwa orang tersebut mengalami beberapa kekurangan nutrisi. Ini dapat terjadi karena faktor genetika, lingkungan, makanan dan cara hidup.
Untuk menanggulangi kekurangan nutrisi dan memperkuat sistem kekebalan tubuh dapat ditempuh dengan merubah cara makan dan menambah asupan suplemen.

• Kemoterapi meracuni sel kanker yang tumbuh cepat, tapi pada saat yang sama juga menghancurkan pertumbuhan sel-sel sehat dalam tulang sumsum, gastrointestinal tracts (saluran pencernaan) dll, dan dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ lain, seperti hati, ginjal, jantung, paru-paru dll. Sedangkan radiasi, bersamaan dengan fungsinya yang menghancurkan sel kanker, juga menyebabkan luka bakar, meninggalkan bekas luka, merusak sel, tissues, dan organ yang sehat. Perawatan dini dengan kemoterapi dan radiasi dapat mengurangi ukuran tumor. Namun penerapan kemoterapi dan radiasi yang berkepanjangan tidak akan menghasilkan pengurangan tumor lebih lanjut. Pada saat tubuh menanggung beban racun yang berlebihan dari kemoterapi dan radiasi, sistem kekebalan tubuh akan terancam atau hancur, karena itulah seseorang akan mengalami berbagai macam infeksi dan komplikasi. Kemoterapi dan radiasi dapat menyebabkan sel kanker bermutasi dan menjadi tahan dan sulit untuk dihancurkan. Operasi juga dapat menyebabkan sel kanker menyebar ke tempat-tempat lainnya.

”Cara efektif untuk melawan kanker adalah dengan membuatnya kelaparan, yaitu dengan cara tidak memberikan makanan yg dibutuhkan sel untuk dapat berkembang biak”.

Yang Penting diperhatikan:

• Sel kanker memakan gula. Dengan meniadakan gula dalam asupan makanan itu berarti menghilangkan makanan utama sel kanker. Pengganti gula seperti NutraSweet, Equal, Spoonful, dll dibuat dari Aspartame, dan ini berbahaya. Pengganti yang lebih natural yaitu madu Manuka atau molasses, tapi dalam jumlah yang sedikit.

• Garam meja mengandung bahan kimia tambahan untuk menjadikannya putih. Alternatif yang lebih baik yaitu Bragg's aminos atau garam laut.

• Susu menyebabkan tubuh menghasilkan mucus, terutama di dalam gastro-intestinal tract (saluran pencernaan). Mucus juga makanan sel kanker. Dengan meniadakan susu dan menggantikannya dengan susu kedelai (tanpa gula) sel-sel kanker akan kelaparan.

• Sel-sel kanker berkembang dengan baik di lingkungan yang tinggi asam. Dietari yang berbasis daging sangat tinggi kadar asamnya. Oleh karena itu lebih baik mengkonsumsi ikan dan sedikit ayam daripada sapi atau babi. Daging juga mengandung antibiotic, hormon tambahan dan parasit-parasit untuk peternakan. Kesemuanya ini sangat berbahaya, terutama untuk penderita kanker.

• Dietari yang 80% berbasis sayuran segar dan sarinya (jus), whole grain, kacang2an dan sedikit buah akan membantu menjadikan tubuh dalam situasi alkaline. 20% dari jumlah tersebut dapat diambil dari makanan yang dimasak termasuk kecambah. Sari sayuran segar mengandung enzim-enzim aktif/hidup yang dapat diserap dengan mudah dan dapat mencapai titik selular dalam waktu 15 menit untuk memberi makan dan mempercepat pertumbuhan sel-sel sehat.

• Guna memperoleh enzim-enzim aktif untuk membangun sel sehat, minumlah sari sayuran segar (hampir semua jenis sayuran, termasuk kecambah) dan makanlah sejumlah sayuran mentah 2-3 kali sehari. Enzim2 ini hancur pada temperature 40 derajat Celcius.

• Hindari kopi, teh dan coklat, karena mengandung kafein yang tinggi. Teh hijau lebih baik sebagai alternatifnya, dan mempunyai unsur-unsur yang memerangi kanker. Air, yang paling baik yaitu air yang sudah disaring (filtered) guna menghindari racun-racun dan kandungan logam dalam air keran. Hindari air yang sudah melewati proses distilasi karena mengandung asam.

• Protein dari daging sulit untuk dicerna dan membutuhkan enzim pencerna yang cukup banyak. Kandungan daging yang tidak tercerna dan tertinggal di saluran pencernaan akhirnya akan membusuk dan menambah timbunan racun.

• Dinding sel-sel kanker mempunyai selaput protein yang kuat. Dengan menghindari makanan mengandung daging, tubuh membutuhkan jauh lebih sedikit enzim untuk mencerna makanan, sehingga sebagian besar enzim dapat menyerang dinding protein pada sel-sel kanker dan selanjutnya memungkinkan bagi sel-sel tubuh untuk menghancurkan sel-sel kanker.

• Beberapa suplemen menaikan system kekebalan tubuh (IP6, Floressence, Essiac, anti-oxidants, vitamins, mineral, EFAs dll) sehingga memungkinkan sel-sel tubuh sehat untuk menghancurkan sel-sel kanker. Suplemen lain seperti Vitamin E diketahui menyebabkan apoptosis, atau sel mati terprogram, yaitu metode natural dari tubuh untuk membuang sel-sel yang rusak, yang tidak dikehendaki, atau tidak dibutuhkan.

• Kanker adalah penyakit yang melibatkan pikiran, tubuh dan jiwa. Jiwa yang proaktif dan positif akan membantu penderita kanker untuk sembuh. Kemarahan, sifat tidak dapat memaafkan, dan kegetiran menjadikan tubuh berada dalam situasi yang tegang dan berkadar asam tinggi. Belajarlah untuk berjiwa lembut dan pemaaf. Belajarlah untuk bersantai dan menikmati hidup.

• Sel kanker tidak dapat berkembang dalam lingkungan yang tinggi oksigen. Berolahraga setiap hari dan menghirup nafas dalam-dalam dapat membantu asupan oksigen dalam tahap selular. Terapi oksigen juga salah satu cara yang digunakan untuk menghancurkan sel-sel kanker.


Anjuran:

Sebaiknya jangan membekukan botol plastik dengan air di dalamnya karena ini melepaskan kandungan dioxin yang terdapat dalam plastik. Selain itu Dr. Edward Fujimoto, Wellness Program Manager di RS Castle menjelaskan sebaiknya tidak memanaskan makanan di dalam microwave menggunakan tempat plastik, terlebih untuk makanan yang mengandung lemak. Kombinasi lemak, panas tinggi dan plastik akan melepaskan dioxin ke dalam makanan yang akhirnya akan masuk ke dalam sel-sel tubuh. Beliau menghimbau untuk memanaskan makanan di microwave dengan Corning Ware, Pyrex atau keramik. Beliau juga mengungkapkan bahwa plastic wrap berbahaya untuk digunakan menutup makanan yang akan dipanaskan dalam microwave. Panas yang tinggi dapat menyebabkan zat-zat beracun meleleh dan menetes ke dalam makanan. Lebih baik, tutuplah makanan dengan paper towel (tissue dapur).

Kamis, 01 Januari 2009

Surat Untuk Anakku

Assalamu'alaikum...apa kabar bu? Smg Ibu dan keluarga selalu sehat dan dalam ridhoNya. Amin...
Sebelumnya terimakasih udah mampir ke blog saya...
Ngomong-ngomong tentang anak bu, tambah besar,tambah "pinter" aja ya bikin hati ibunya penuh warna. Dulu waktu masih bayi,gak pernah kita jengkel walaupun agak repot mengurusnya....lah sekarang,aduh...sepertinya apa yang kita larang itulah yang dikerjakan,seperti yang dikasihtau gitu... Sebaliknya, apa yang kita minta untuk dikerjakan,wah...mesti berkali-kali ngomongnya. Adakalanya kita sabar, tapi seringkali juga tak kuat menahan emosi. Kalau sudah begitu...terkadang kita jadi marah-marah,walaupun kadang anaknya tetap gak faham uminya marah,malah dengan wajah innocent nya nanya: "kenapa mi?" he3...,kita jadi menghela nafas panjang,mengelus dada dan bahu melorot. Sabaaar....sabaaar...Tapi ya bu, betapapun tadi anak kita membuat jengkel,setiap kali kita menatap wajahnya ketika tidur,cinta kita kembali meluap...nyeseeel banget tadi kita udah marahin dia,padahal dia adalah anugrah terindah dari Allah untuk kita!
Mungkin tulisan ini bisa jadi bekal ibu untuk bermuhasabah...walau udah terlambat,selamat hari ibu ya...

SURAT UNTUK ANAKKU

Untuk anakku yang tercinta….
Nak,walaupun engkau belum bisa baca, belum sepenuhnya mengerti, namun umi ingin mengatakan, umi amat mencintaimu. Ketika kau masih dalam kandungan, seringkali umi elus perut umi, karena sayangnya umi padamu, tak sabar ingin menggendong dan membelaimu. Teringat ketika kau baru lahir…tangisanmu mengiringi tangis bahagia umi. Ketika kau umi gendong, tak terhitung elusan, kecupan dan tatapan sayang umi padamu. Engkau benar-benar anugrah terindah yang diberikan Allah bagi umi. Umi lewati hari-hari dengan penuh warna, dan berharap agar kau dapat tumbuh kembang dengan baik.
Ketika bayi, umi pengen cepat kau bisa makan, umi pengen segera menyuapimu. Tapi ketika sudah cukup usiamu untuk makan, seringkali umi tak sabaran ketika kau tiba-tiba males makan.
Sebelum jalan, umi berharap bisa segera menuntunmu. Tapi ketika kau mulai bisa jalan dan selalu bergerak kesana kemari, kadang umi merasa kerepotan dan kurang sabar dengan hasratmu yang selalu mencari tau dan mencoba sesuatu.
Ketika kau belum pandai bicara, umi pengen cepat berkomunikasi denganmu. Tapi ketika kau mulai berceloteh dan mulai berkata-kata, umi kadang merasa pening dan kerepotan menjawab pertanyaan-pertanyaanmu tentang segala sesuatu.
Maafkan umi kalau umi kadang kurang sabar merawatmu…Maafkan umi kalau umi kadang kurang perhatian padamu…
Kadang umi disibukkan sesuatu, sehingga mungkin kau merasa sering umi abaikan.
Umi sayang engkau tapi kadang umi membentakmu…Umi sayang engkau tapi kadang tangan umi ini tak sengaja memukulmu, menyubitmu…
Walau mungkin tidak keras, tapi pasti tetap terasa sakit di tubuh mungilmu, bahkan mungkin hatimu lebih sakit lagi…
Umi sayang engkau, tapi kadang umi jengkel jika kau rewel.Umi sayang engkau, tapi tak jarang air mata mengalir di mata beningmu…umi membuatmu menangis…
Padahal engkau adalah titipan Allah, engkau amanah dari Allah untuk umi!
Maafkan umi nak, umi belum bisa jadi umi terbaik bagimu…
Tapi insyaAllah nak, mulai detik ini, umi berusaha untuk jadi umi yang lebih baik lagi.
Karena umi pengen kau menjadi anak shalih, kebanggaan umat.Karena kau bukan hanya anak umi, tapi generasi penerus perjuangan kami.Umi akan buat kau cinta dengan agama ini…umi akan buat kau faham dengan Islam, dan umi akan buat kau bangga dengan agama ini.
Apalagi nak, rintangan dihadapanmu semakin kuat dan beraneka macam. Bahaya mengancam dari berbagai arah…kau bisa kebawa arus atau jadi korbannya.
Nak, ditanganmulah masa depan umat ini. Lewat kalianlah kami harapkan kebangkitan umat ini. Hancurkan kapitalisme! Hancurkan liberalisme! Hancurkan musuh-musuh Islam yang tak henti-hentinya menjajah dan merampas harta kaum muslimin. Terapkan Islam! Tegakkan Syari’at Allah! Agar kehidupanmu berkah dalam ridlo Nya. Umi yakin kau pasti bisa, umi yakin kau pasti mampu, umi yakin kau pasti sanggup. Karena kau buah hati umi, permata hati umi, generasi penerus perjuangan kami. Dengan pertolongan Allah dan do’a dari kami Insya Allah kau akan berhasil mengembalikan kemuliaan Islam dan kaum muslimin di muka bumi ini.
Amin…
Rabbii hablii minasshoolihiin…3x