Rabu, 21 Januari 2009

Bukan Atas Nama Cinta tapi Atas Nama Allah...



Produk keluarga sakinah adalah manusia-manusia yang berbahagia. Suami, istri dan anak-anak yang bahagia. Bahagia karena tujuan hidupnya tercapai, yakni ridlo Allah SWT.

Suami bahagia karena atas nama Allah SWT dia bisa memimpin istrinya. Dengan nama Allah pula dia menafkahi istri. Dengan rahmat Allah pulalah dia menggauli istrinya untuk melanjutkan keturunannya. Dengan aturan Allah sajalah dia menyelesaikan perselisihan keluarganya. Akhirnya setiap saat dia bisa keluar rumah untuk mencari nafkah dan berjuang untuk menegakkan agama Allah tanpa beban personal internal rumahnya.

Istri bahagia karena atas nama Allah ia halal untuk suaminya. Atas nama Allah dia menjalin cinta kasih sayang dengan suaminya. Dengan nama Allah dia meregang nyawa saat melahirkan.Dengan nama Allah dia bersusah payah mengatur keluarganya, hingga setiap tarikan nafas dan tetes keringat menjadi ladang pahala baginya. Dengan aturan Allah sajalah setiap persoalan dengan suami dan anak-anaknya diselesaikan. Akhirnya tanpa beban dia beraktivitas semenjak bangun tidur, tatkala shalat malam, hingga istirahat malam di rumah suaminya. Tiada beban ia mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Tanpa beban ia melangkahkan kakinya atas izin suaminya untuk menuntut ilmu dan turut berkiprah membangkitkan masyarakat. Bahkan sekalipun ia harus patungan dengan suami untuk membiayai keluarganya, semua dilakukan dengan suka cita. Bahagialah ia karena Ridlo Allah SWT.

Anak-anak bahagia karena atas nama Allah mereka dikandung dan dilahirkan. Atas nama Allah mereka diasuh dan dididik. Dengan nama Allah setiap makanan masuk ke tubuh mereka. Dengan nama Allah mereka tumbuh dan berkembang. Dalam naungan Allah mereka dilimpahi kasih sayang. Tanpa beban mereka akan belajar untuk bersikap menjadi dewasa. Bersiap untuk menjadi suami atau istri pilihan. Bersiap untuk menjadi hamba Allah yang berjuang di tengah masyarakatnya sebagaimana kedua orangtuanya. Tanpa rasa takut dan khawatir mereka menatap masa depan. Semua masa depan untuknya telah terukur dalam genggaman KuasaNya. Dengan senyum dibibir dan semangat serta keberanian dalam hati mereka siap menerima tongkat estafet kehidupan. Tidak canggung atau bingung, semua karena ridlo Allah SWT.

Suami, istri, anak-anak yang bahagia. Kesanalah mestinya semua keluarga di arahkan. Dengan landasan Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah semua Insya Allah dapat tercapai.

Ketika keluarga dibangun hanya berdasarkan harapan menumpuk materi atau kenikmatan fisik. Suami tampan dan gagah. Istri cantik dan menarik. Harta berlimpah berupa mobil mewah, rumah mewah, tabungan membengkak, makanan enak dan semua fasilitas hidup yang wah. Ternyata produknya hanyalah suami yang tertekan dan stress hingga butuh perempuan lain sebagai pelampiasan. Istri yang kesepian dan tidak punya sandaran atas beban hidupnya hingga mencari lakilaki lain sebagai backingnya, Anak-anak yang tidak terkontrol. Mereka tidak mengetahui untuk apa mereka hidup dan apa yang harus dikerjakan. Mereka hanya bisa bersenang-senang menikmati harta orang tuanya tanpa belajar menyelesaikan persoalan hidup. Samasekali tidak siap mengemban tugas generasi penerus. Akhirnya suami sudah tidak peduli lagi terhadap istrinya. Istri sudah tak perhatian terhadap suaminya. Anak-anak sudah tidak lagi merasakan manfaat atas kehadiran orangtuanya. Walaupun tidak bercerai tapi keluarga ini sudah hancur berkeping-keping. Na’dzubillahi mindzaalik.

Bersihkanlah niat kita hanya karena mentaati Nya dan hanya dengan mengikuti aturan Nya. Insya Allah keluarga dambaan bisa kita capai.

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berfikir “. (Qs. Ar Rum: 21).

Menikah adalah untuk mencapai bahagia. Suami merasa nyaman, tentram dan tenang dengan istrinya. Cenderung rindu dan selalu ingin bersamanya. Mengasihi dan menyayanginya kerena rahmat Nya. Dan berusaha untuk membahagiakannya. Merasa cukup dengan istrinya. Lahir batin menerima istrinya. Semua beban hidupnya adalah juga beban istrinya. Semua bahagianya adalah juga bahagia istrinya. Istrinya adalah manusia kepercayaannya. Istrinya yang menjaga dan memelihara semua urusan rahasianya. Suami tidak membutuhkan siapapun wanita di dunia ini selain istrinya dalam hal kasih sayang, pemenuhan naluri seksual, penentram gejolak jiwanya.

Istri berteduh dibawah kasih sayang suaminya. Suamilah tempat menampung segala keluh kesah dan rajukannya. Dia tidak membutuhkan laki-laki manapun di dunia ini selain suaminya, untuk menghibur dan mencintainya.

Jadilah keduanya saling mencintai, menyayangi, menjaga, memelihara dan mempercayai. Gelisah ketika berpisah dan gembira ketika berjumpa. Denga nama Allah mereka saling berkasih sayang dalam pergaulan keluarga sakinah yang di ridloi Allah. Bertemu dan berpisah karena Allah SWT.


(Disarikan dari buku Family Guideline 1, dengan beberapa perubahan)

6 komentar:

  1. Menikah adalah untuk mencapai bahagia.
    Denga nama Allah suami istri saling berkasih sayang dalam pergaulan keluarga sakinah yang di ridloi Allah. Bertemu dan berpisah karena Allah SWT.
    Nice post Ummu...

    BalasHapus
  2. membentuk keluarga sakinah mawaddah warahmah akan menjadi impian bagi setiap muslim,namun semua itu harus didasari dengan pemahaman akidah yang kuat serta hanya mencari ridhlo Allah. Dalam sebuah hadist shahih menuturkan "Wanita itu dinikahi karena empat perkara, pertama karena hartanya, kedua karena keturunannya(kelas sosialnya), ketiga karena kecantikannya, keempat karena Agamanya. Pilihlah olehmu, wanita yang beragama,niscaya kamu akan bahagia. (HR.Bukhari Muslim)

    BalasHapus
  3. Setuju sekali Ummu Faaza...
    Apapun yang dilandasi hanya karena Alloh SWT, akan terasa ringan dan hati terasa luas...nikmatnya keimanan akan terasa dan surgalah jawabannya kelak... insya Alloh...

    Semoga kita semua bisa menjadi bagian orang-orang iman yang sukses di dunia dan akhirat Nya... amiiin...

    BalasHapus
  4. Keluarga sakinah yang sebenarnya sangat diimpikan oleh semua pasangan untuk mencapai kebahagian yang diridoi oleh Allah...Mudah2an kita selalu diberi hidayahNya...

    BalasHapus
  5. Amien... Insya Allah.. smoga terwujud keluarga sakinah dalan naungan cinta Allah dan kasih sayangNya...bertemu dan berpisah karena Allah swt

    BalasHapus
  6. renny said :Ummi jadi semakin semangat memperbaiki diri & family ni...benar sekali ummi niat awal/ dasar suatu hubungan pernikahan akan menjadi penentu jalannya roda kehidupan keluarga selanjutnya...jadi harus bener ni pasang niat

    may Allah bless our family..amiin

    BalasHapus