Kamis, 01 Januari 2009

Surat Untuk Anakku

Assalamu'alaikum...apa kabar bu? Smg Ibu dan keluarga selalu sehat dan dalam ridhoNya. Amin...
Sebelumnya terimakasih udah mampir ke blog saya...
Ngomong-ngomong tentang anak bu, tambah besar,tambah "pinter" aja ya bikin hati ibunya penuh warna. Dulu waktu masih bayi,gak pernah kita jengkel walaupun agak repot mengurusnya....lah sekarang,aduh...sepertinya apa yang kita larang itulah yang dikerjakan,seperti yang dikasihtau gitu... Sebaliknya, apa yang kita minta untuk dikerjakan,wah...mesti berkali-kali ngomongnya. Adakalanya kita sabar, tapi seringkali juga tak kuat menahan emosi. Kalau sudah begitu...terkadang kita jadi marah-marah,walaupun kadang anaknya tetap gak faham uminya marah,malah dengan wajah innocent nya nanya: "kenapa mi?" he3...,kita jadi menghela nafas panjang,mengelus dada dan bahu melorot. Sabaaar....sabaaar...Tapi ya bu, betapapun tadi anak kita membuat jengkel,setiap kali kita menatap wajahnya ketika tidur,cinta kita kembali meluap...nyeseeel banget tadi kita udah marahin dia,padahal dia adalah anugrah terindah dari Allah untuk kita!
Mungkin tulisan ini bisa jadi bekal ibu untuk bermuhasabah...walau udah terlambat,selamat hari ibu ya...

SURAT UNTUK ANAKKU

Untuk anakku yang tercinta….
Nak,walaupun engkau belum bisa baca, belum sepenuhnya mengerti, namun umi ingin mengatakan, umi amat mencintaimu. Ketika kau masih dalam kandungan, seringkali umi elus perut umi, karena sayangnya umi padamu, tak sabar ingin menggendong dan membelaimu. Teringat ketika kau baru lahir…tangisanmu mengiringi tangis bahagia umi. Ketika kau umi gendong, tak terhitung elusan, kecupan dan tatapan sayang umi padamu. Engkau benar-benar anugrah terindah yang diberikan Allah bagi umi. Umi lewati hari-hari dengan penuh warna, dan berharap agar kau dapat tumbuh kembang dengan baik.
Ketika bayi, umi pengen cepat kau bisa makan, umi pengen segera menyuapimu. Tapi ketika sudah cukup usiamu untuk makan, seringkali umi tak sabaran ketika kau tiba-tiba males makan.
Sebelum jalan, umi berharap bisa segera menuntunmu. Tapi ketika kau mulai bisa jalan dan selalu bergerak kesana kemari, kadang umi merasa kerepotan dan kurang sabar dengan hasratmu yang selalu mencari tau dan mencoba sesuatu.
Ketika kau belum pandai bicara, umi pengen cepat berkomunikasi denganmu. Tapi ketika kau mulai berceloteh dan mulai berkata-kata, umi kadang merasa pening dan kerepotan menjawab pertanyaan-pertanyaanmu tentang segala sesuatu.
Maafkan umi kalau umi kadang kurang sabar merawatmu…Maafkan umi kalau umi kadang kurang perhatian padamu…
Kadang umi disibukkan sesuatu, sehingga mungkin kau merasa sering umi abaikan.
Umi sayang engkau tapi kadang umi membentakmu…Umi sayang engkau tapi kadang tangan umi ini tak sengaja memukulmu, menyubitmu…
Walau mungkin tidak keras, tapi pasti tetap terasa sakit di tubuh mungilmu, bahkan mungkin hatimu lebih sakit lagi…
Umi sayang engkau, tapi kadang umi jengkel jika kau rewel.Umi sayang engkau, tapi tak jarang air mata mengalir di mata beningmu…umi membuatmu menangis…
Padahal engkau adalah titipan Allah, engkau amanah dari Allah untuk umi!
Maafkan umi nak, umi belum bisa jadi umi terbaik bagimu…
Tapi insyaAllah nak, mulai detik ini, umi berusaha untuk jadi umi yang lebih baik lagi.
Karena umi pengen kau menjadi anak shalih, kebanggaan umat.Karena kau bukan hanya anak umi, tapi generasi penerus perjuangan kami.Umi akan buat kau cinta dengan agama ini…umi akan buat kau faham dengan Islam, dan umi akan buat kau bangga dengan agama ini.
Apalagi nak, rintangan dihadapanmu semakin kuat dan beraneka macam. Bahaya mengancam dari berbagai arah…kau bisa kebawa arus atau jadi korbannya.
Nak, ditanganmulah masa depan umat ini. Lewat kalianlah kami harapkan kebangkitan umat ini. Hancurkan kapitalisme! Hancurkan liberalisme! Hancurkan musuh-musuh Islam yang tak henti-hentinya menjajah dan merampas harta kaum muslimin. Terapkan Islam! Tegakkan Syari’at Allah! Agar kehidupanmu berkah dalam ridlo Nya. Umi yakin kau pasti bisa, umi yakin kau pasti mampu, umi yakin kau pasti sanggup. Karena kau buah hati umi, permata hati umi, generasi penerus perjuangan kami. Dengan pertolongan Allah dan do’a dari kami Insya Allah kau akan berhasil mengembalikan kemuliaan Islam dan kaum muslimin di muka bumi ini.
Amin…
Rabbii hablii minasshoolihiin…3x

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Subbahan Allah....menyentuh hati sekali ni Ummu artikelnya..bagus euy...

    Kedepannya smoga kita lebih bijak dan tak mendzolimi anak sehingga menambah catatan amal kebaikan kita di akhirat.

    Smoga pula mas Fazza tumbuh sehat tambah pintar kelak menjadi cendekia muslim harapan ummat yang hidup menghidupkan Addinul Islam.Amien...
    " Belajarlah dari pohon pisang..walau batangnya rubuh..kasih sayang ibu pisang tidaklah surut..ia akan terus menyusui, sampai yakin ada tunas yang hidup, barulah ajal menjemput..."



    Ibu a/ sungai...sampah2 hati anaknya ditelan, dibawa, disucikan sambil berkelok tanpa lelah menuju laut tujuan..kelak, anak akan berjuang jadi ombak mengikis karang...



    Tugas ibu seperti lampu di perempatan jalan..memberi hak pada setiap anak u/ berjalan, skaligus mengajarinya menahan diri u/ hak orang lain...jangan sampai lampu mati...



    ibu belajar dari bunga, tak pernah memikirkan cantik kelopaknya.. jika kemarau, helai2 cantikpun ia gugurkan...kecantik an ibu memancar jika ia rela berkorban..

    BalasHapus
  3. "Subbahan Allah....menyentuh hati sekali ni Ummu artikelnya..bagus euy..."

    Syukran bu...saya mst belajar banyak dari ibu. Salam u semua anak2.

    BalasHapus